Senin, 16 November 2009

Yang Perlu Diketahui tentang Cangkok Hati

BELUM lama ini tim dokter RS Dr Kariadi Semarang berhasil melakukan operasi pencangkokan hati dengan bimbingan dari National University Hospital (NUH) Singapura. Sebagian hati donor ibu kandung diberikan kepada anaknya yang masih berumur 15 bulan dan pencangkokan ini sukses. Kita harus berbangga bahwa pencangkokan hati ini yang pertama di Indonesia dan dilaksanakan di RS Dr Kariadi Semarang.

Tingkat kesulitan operasi ini cukup tinggi dan memerlukan kerja sama dua tim yang meliputi ahli bedah, ahli anaestesi, ahli jiwa, spesialis anak, spesialis penyakit dalam, spesialis jantung-paru, spesialis pathologi klinik, spesialis lainnya, perawat, ahli farmasi, dll. Satu tim menjalankan tugas pada donornya, tim ke dua menjalankan tugas pada pasien penerima(resipien).

Hati kita melakukan banyak hal untuk menjaga hidup kita tetap sehat. Melawan infeksi, membersihkan darah dari racun, menyimpan sari makanan dan tenaga. Kalau hati kita ada gangguan maka akan timbul gejala, misalnya kulit dan kornea mata menjadi kuning, merasa lelah dan lemah, sakit atau kembung, mudah mimisan, timbul timbunan cairan diperut dan lain-lain.

Virus, alkohol, penyakit auto immun, anak- anak yang menderita biliary atresia (tidak terbentuknya kelenjar empedu) dan beberapa hal lain lama-kelamaan menyebabkan hati mengecil (sirosis), kadang-kadang ada yang berlanjut menjadi kanker hati.

Sirosis hati dan kanker hati yang belum menyebar ke organ lain merupakan indikasi perlunya transplantasi atau cangkok hati.

Setelah pemeriksaan klinis, laboratories, ultra sono grafi, CT scan, dll, maka dokter akan menentukan pasien rnemerlukan transplantasi liver atau tidak. Komplikasi fatal biasanya karena perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah kerongkongan(varises oesophagus), sehingga biasanya diikat dulu(variceal binding). Kankernya kalau sudah ada diatasi sementara dengan embolisasi kimia (chemo embolisasi), radio frekuensi ablasi (penyinaran) dan pemberian obat( kemoterapi).

Persiapan transplantasi hati memerlukan waktu yaitu persiapan biaya, mental, pencarian donor dan dana.

Donor livernya bisa dari donor hidup seperti pencangkokan hati di RS Dr Kariadi Semarang, atau cadaveric donor (donor dari seseorang yg sudah dinyatakan mati otak). Donor ini sudah menyatakan setuju diambil organnya kalau dia meninggal. Hati yang didonorkan maupun yang tinggal dalam tubuh pendonor dalam waktu satu setengah bulan sampai dua bulan bisa tumbuh kembali ke arah normal seperti ekor cecak yang terpotong bisa tumbuh kembali.

Hati yang akan didonorkan setelah dikeluarkan dari tubuh pendonor terbaik ditransplantasikan sebelum 6-8 jam, maksimal 24 jam.Setelah 24 jam akan menjadi rusak. Selama menunggu, hati ini bisa disimpan dalam es yang steril.

Transplantasi hati mula pertama dilakukan sekitar tahun 1967. Sekarang banyak pusat kesehatan di dunia yang melakukan pencangkokan hati. Di Amerika ada beberapa tempat, misalnya Universitas Michigan, UCLA (University California of Los Angeles),Universitas Pittsburg,Texas Medical School, Universitas Nebraska dll.

China juga punya beberapa yaitu Guangzhou, Beijing, Shanghai. Jerman, Finlandia, lnggris (Kings College Hospital) dan Singapura (Gleeneagle Hospital, National University Hospital). Pusat kesehatan itu telah melakukan banyak transplantasi dengan sukses.

Biaya transplantasi cukup tinggi, Di China termasuk yang termurah sekitar Rp 500 juta, di Amerika Serikat sekitar 100.000 - 250.000 dolar Singapura sekitar 150.000 - 275.000 dolar. Semoga di Indonesia ada suatu badan dana yang bisa membantu pembiayaannya, terutama bagi yang kurang mampu.

Darah Sama

Secara umum donor liver yang diperlukan golongan darahnya sama, ukuran tubuhnya kurang lebih sama dengan penerima donor. Walaupun ada kompatibilitas golongan darah yaitu misalnya hati dengan golongan darah donor 0 bisa diberikan kepada penerima donor dengan semua golongan darah, ada baiknya mencari golongan darah yang tepat sama.

Donor hidup yang diambil separoh/sebagian hatinya dalam 7 - 10 hari sudah bisa meninggalkan rumah sakit.Risiko kematian bagi donor kecil sekali yaitu hanya sekitar 0.01 %.

Di Jerman dari ribuan transplantasi dilaporkan hanya 1 orang donor yang meninggal.

Penerima donor pada umumnya bisa bertahan melewati 10 tahun. Persentase harapan hidup 1 tahun kira2 95-97%,5 tahun 85-90%.Yang bisa melewati 25 tahun dilaporkan ada 1 penerima donor hati. Penyebab terbesar sirosis hati adalah virus hepatitis B dan C.

Sayang sekali virus hepatitis tidak hanya ada di hati pasien.Virus hepatitis juga ada misalnya pada darah pasien. Jadi walaupun hati pasien dibuang seluruhnya dan diganti separoh hati donor yang sehat, hati pasien yang baru ini juga bisa ketularan dari pasien itu sendiri.

Hepatitis B paling sering kambuh sekitar 60 - 80%, hepatitis C sekitar 20-30%. Walaupun begitu dengan dilakukan cangkok hati, fungsi hati pasien membaik, dan kemungkinan menjadi sirosis lagi masih 10-20 tahun lagi, sehingga kualitas hidup pasien akan lebih baik sesudah transplantasi.

Pasien penerima donor hati umumnya akan tinggal di rumah sakit sampai sekitar 1,5 bulan.

Setelah keluar dari rumah sakit, dia bisa melakukan aktivitas normal lagi yaitu bekerja, olahraga ringan, seks, dll.

Hati dari donor merupakan organ asing bagi resipien. Hati tersebut akan ditolak atau direjeksi oleh tubuh resipien sehingga resipien memerlukan obat antirejeksi seumur hidupnya, misalnya corticosteroid,cyclosporine (sandimmune), tacrolimus (Prograf), sirolimus, mycophenolate mofetil.

Obat-obat antirejeksi itu disebut juga obat immunosuppresant, selain bersifat antirejeksi, obat itu menurunkan kekebalan tubuh resipien terhadap penyakit, sehingga pasien harus lebih hati-hati dan menjaga kebersihan.

Akhir kata, hormat dan kekaguman kami sampaikan kepada tim dokter yang telah sukses melakukan transplantasi hati pertama di Indonesia. (dr Slamet H-11)

Sumber :
http://www.suaramerdeka.com/harian/0610/30/ragam01.htm
30 Oktober 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar