Senin, 16 November 2009

Transplantasi Organ Ibarat Mengganti Onderdil Mobil


Onderdil mobil Anda rusak dan bermasalah? Gampang tinggal datang ke bengkel mobil yang menjual spareparts. Tapi kalau organ tubuh Anda yang harus diganti, apakah akan Anda ganti seperti onderdil mobil? Pernahkah Anda mendengar tentang cangkok organ?

Dalam dua dekade terakhir, kita mulai mengenal istilah transplantasi yang sering disebut cangkok organ. Bukan hanya tumbuhan yang dapat dicangkok, manusiapun pada akhirnya disodori pilihan pencangkokan organ tubuh.

Bila organ yang sangat diperlukan tubuh mengalami sakit berkepanjangan dengan kerusakan luas, maka tidak ada pilihan lain selain melakukan ganti organ tubuh yang rusak parah tersebut (end stage) dengan organ sejenis yang sehat.

Cangkok hati dan cangkok ginjal paling populer dan dikenal luas, diantara cangkok organ lain seperti : sumsum tulang, jantung, paru, usus, dll.

Kalau dianalogikan, masyarakat dunia sekarang mengganti organ tubuhnya layaknya seperti membeli accu baru atau ganti knalpot, ganti platina atau ganti busi, dst yang biasa dilakukan untuk sebuah mobil.

Ada sebuah cerita menarik saat saya menjalani fellowship di The Mount Sinai Hospital, New York yang merupakan pusat cangkok hati terbesar setelah Pittsburgh di USA.

Seorang sekretaris sampai 4 kali mengganti liver/hati nya. Karena setiap habis transplantasi selalu saja ada masalah : ada reaksi penolakan tubuh (acute rejection), ada sumbatan pada pembuluh darah utama hati, ada peradangan, dan ada late rejection.

Keempat permasalahan tersebut tidak dapat diatasi secara medis konvensional, mengakibatkan pasien tadi harus menjalani empat kali cangkok hati dalam rentang waktu hanya 3 tahun.

Bayangkan kalau kasus diatas terjadi di Indonesia…

Sumber :
Dr. Sukma Merati
http://www.sukmamerati.com/transplantasi-organ-ibarat-mengganti-onderdil-mobil
27 Maret 2009

Sumber Gambar:
http://www.medindia.net/newsimage/GE64622.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar